Jumat, 02 Januari 2015

MORFOLOGI ERITROSIT DAN KELAINANNYA

Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan diameter 7-8 µ (normosit). Dilihat dari samping, eritrosit Nampak seperti cakram (bikonkaf) dengan sentral palor ± 1/3 – ½ diameter sel. Pada sediaan apus yang perlu diperhatikan adalah ukuran (size), bentuk (shape), warna (staining) dan struktur intraseluler.

Gambar : 


I.               Kelainan Ukuran Eritrosit
1.      Mikrosit
Diameter < 7 µ, biasa disertai dengan warna pucat (hipokrom). Pada pemeriksaan sel darah lengkap, didapatkan MCV yang rendah. Ditemukan pada :
-     Anemia defisiensi besi
-     Keracunan Pb
-     Anemia sideroblastik
-     Hemosiderosis pulmoner idiopatik
-     Anemia akibat penyakit kronik

Gambar : 


2.      Makrosit
Diameter rata-rata > 8 µ. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak berubah. Ditemukan pada :
-     Anemia megaloblastik
-     Anemia aplastic / hipoplastik
-     Hipotiroidisme
-     Malnutrisi
-     Anemia pernisiosa
-     Leukimia
-     Kehamilan

Gambar : 

3.  Anisositosis adalah suatu keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di dalam sediaan apus berbeda-beda (bervariasi).

 Gambar : 


II.            Variasi Kelainan Warna Eritrosit
Sebagai patokan untuk melihat warna eritrosit adalah sentral palor (sentral akromia). Eritrosit yang mengambil warna normal disebut normokromia.

--> Hipokromia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi Hb kurang dari normal sehingga sentral palor (sentral akromia) melebar (> ½ sel). Pada hipokromia yang berat lingkaran tepi sel sangat tipis disebut dengan eritrosit berbentuk cincin (anulosit). Hipokromia sering menyertai krositosis. Ditemukan pada :
-       Anemia defisiensi Fe
-       Anemia sideroblastik
-       Penyakit menahun missal : gagal ginjal kronik)
-       Talasemia
-       Hb-pati (C dan E)

Gambar :


--> Hiperkromik adalah eritrosit yang tampak lebih merah/gelap dari warna normal. Keadaan ini kurang mempunyai arti penting karena dapat disebabkan oleh penebalan membrane sel dan bukan karena naiknya Hb. Kejenuhan Hb yang berlebihan tidak dapat terjadi pada eritrosit normal sehingga true hypercromia tidak dapat terbentuk.

--> Polikromasia adalah keadaan dimana terdapat beberapa warna di dalam sebuah lapangan sediaan apus. Misalnya ditemukan basofilik dan asidofilik dengan kwantum berbeda-beda karena ada penambahan retikulosit dan defek maturasi eritrosit. Dapat ditemukan pada keadaan eritopoesis yang aktif misalnya anemia pasca perdarahan dan anemia hemolitik. Juga dapat ditemukan pada gangguan eritropoesis seperti mielosklerosis dan hemopoesis ekstrameduler. 

III.          Variasi Kelainan Bentuk Eritrosit
1.    Poikilositosis
Disebut poikilositosis apabila pada suatu apusan ditemukan bermacam-macam variasi bentuk eritrosit. Ditemukan pada :
-     Anemia yang berat disertai regenerasi aktif eritrosit atau hemopoesis ekstrameduler
-     Eritropoesis abnormal (anemia megaloblastik, leukemia, mielosklerosis, dll)
-     Dekstruksi eritrosit di dalam pembuluh darah (anemia hemolitik)

Gambar :

2.    Sferosit
Eritrosit tidak berbentuk bikonkaf  tetapi bentuknya sferik dengan tebal 3 µ atau lebih. Diameter biasanya kurang dari 6,5 µ dan kelihatan lebih hiperkromik dan tidk mempunyai sentral palor (sentral akromia). Ditemukan pada :
-     Sferositosis herediter
-     Luka bakar
-     Anemia hemolitik

Gambar : 


3.    Elliptosis (ovalosit)
Bentuk sangat bervariasi seperti oval, pensil dan cerutu dengan konsentrasi Hb umumnya tidak menunjukkan hipokromik. Hb berkumpul pada kedua kutub sel. Ditemukan pada :
-     Elliptosis herediter (90-95% eritrosit berbentuk ellips)
-     Anemia megaloblastik dan anemia hipokromik (gambaran elliptosit > 10%)

Gambar :



4.    Sel target (target cell, Mexican het cell, bull’s eye cell)
Eritrosit berbentuk tipis atau ketebalan kurang dari normal dengan bentuk target di tengah (target like appearance). Rasio permukaan/volume sel akan meningkat. Ditemukan pada :
-     Talasemia
-     Penyakit hati kronik
-     Hb-pati
-     Pasca splenektomi

Gambar : 



5.    Stomatosit
Sentral palor (senttral akromia) eritrosit tidak berbentuk lingkaran tetapi memanjang seperti celah bibir mulut. Jumlahnya biasanya sedikit apabila jumlahnya banyak disebut stomatositosis. Ditemukan pada :
-     Stomatositosis herediter
-     Keracunan timah
-     Alkoholisme akut
-     Penyakit hati menahun
-     Thalassemia
-     Anemia hemolitik

Gamabar :


6.    Sel Sabit (sickle cell; drepanocyte; cresent, menyscocyte)
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit. Terkadang bervariasi berupa lanset huruf  “L”, “V”, atau “S” dan kedua ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel. Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati, seperti Hb S dll.

Gamabar :


7.    Sistosit (fragmented cell; keratocytes)
Merupakan suatu pecahan eritrosit dengan berbagai macam bentuk. Ukuran lebih kecil dari eritrosit normal. Bentuk fragmen dapat bermacam-macam seperti helmet cell, triangular cell dan sputnik cell. Ditemukan pada :
-     Anemia hemolitik
-     Purpura trombotik trombosistik
-     Kelainan katub jantung
-     Talasemia major
-     Penyakit keganasan
-     Hipertensi maligna
-     Uremia

8.    Sel Spikel (sel bertaji)
Ada 2 jenis sel bertaji, yaitu : akantosit dan ekinosit
1.    Akantosit (spur cell) adalah eritrosit yang pada dinding terdapat tonjolan-tonjolan sitoplasma yang berbentuk duri (runcing), disebut tidak merata dengan jumlah 5-10 buah, panjang dan besar tonjolan bervariasi. Ditemukan pada :
-       Abetalipoproteinemia herediter
-       Pengaruh pengobatan heparin
-       Pyruvate kinase deficiency
-       Penyakit hati dengan anemia hemolitik
-       Pasca splenektomi

2.    Echynocyte (Burr cell, Crenated cell, sea-urchin cell) merupakan eritrosit dengan tonjolan duri yang lebih banyak (10-30 buah), berukuran sama. Tersebar merata pada permukaan sel. Ditemukan pada :
-       Penyakit ginjal menahun (uremia)
-       Karsinoma lambung
-       Artefak waktu preparasi
-       Hepatitis
-       Bleeding peptic ulcer
-       Pyruvate kinase deficiency
-       Sirosis hepatic
-       Anemia hemolitik

9.    Tear drop cell
Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma yang mirip ekor, sehingga seperti tetes air mata atau buah pir. Ditemukan pada :
-     Anemia megaloblastik
-     Myelofibrosis
-     Hemopoesis ekstramedullar
-     Terkadang pada talasemia

Gambar :


10.    Sel Krenasi
Eritrosit memperlihatkan tonjolan-tonjolan tumpul di seluruh permukaan sel. Letaknya tidak beraturan. Ditemukan pada hemolisis intravascular.

11.    Kristal Hemoglobin C
Bentuk Kristal tetragonal. Ditemukan pada penerita haemoglobin C yang di Splenektomi.


IV.         Kelainan Intra Selular Eritrosit
1.        Stipling Basofilik
Pada eritrosit terdapat bintik-bintik granula yang halus atau kasar, berwarna biru, multiple dan difuse. Ditemukan pada :
-       Keracnan timah
-       Anemia megaloblastik
-       Myelodisplastik syndrome (MDS)
-       Talasemia minor
-       Anstable haemoglobin disease

Gamabar :


2.        Benda Papenheimer
Eritrosit dengan granula kasar, diameter ± 2 µ yang mengandung Fe, ferritin, berwarna biru oleh karena memberikan reaksi Prusian blue. Eritrosit yang mengandung benda inklusi disebut siderosit dan bila ditemukan > 10% dalam sediaan apus, pertanda adanya gangguan sintesa Hb. Ditemukan pada :
-        Anemia sideroblastik
-        Pasca splenektomi
-        Beberapa anemia hemolitik

3.        Benda Howel-Jolly
Merupakan sisa pecahan inti eritrosit, diameter pecahan rata-rata 1 µ, berwarna ungu kehitaman, biasanya tunggal. Ditemukan pada :
-        Pasca splenektomi
-        Anemia hemolitik
-        Anemia megaloblastik
-        Kelainan metabolisme Hb
-        Osteomyelodisplasia
-        Talasemia

Gambar :


4.        Cincin Cabot (Cabot Ring)
Merupakan sisa dari membrane inti, warna biru keungunan, bentuk cincin angak “8”. Terdapat dalam sitoplasma. Ditemukan pada :
-          Thalassemia
-          Anemia pernisiosa
-          Anemia hemolitik
-          Keracunan timah
-          Pasca splenektomi
-          Anemia megaloblastik

5.        Benda Heinz
Hasil denaturasi Hb yang berubah sifat. Tidak jelas terlihat dengan pewarnaan Wright’s, tapi dengan pengecatan Kristal violet seperti benda-benda kecil tidak teratur berwarna dalam eritrosit. Ditemukan pada :
-        G-6-PD defisiensi
-        Anemia hemolitik karena obat
-        Pasca splenektomi
-        Thalassemia
-        Penyakit Hb Kohn Hamme

6.        Eritrosit Berinti (Nucleated Red Cell)
Eritrosit muda bentuk metarubrisit. Adanya inti darah tepi disebut “normoblastemia”. Ditemukan pada :
-        Perdarahan mendadak
-        Penyakit hemolitik pada anak
-        Kelemhan jantung kongestif
-        Anemia megaloblastik
-        Metastase karsinoma pada tulang
-        Leuko-eritroblastik anemia
-        Leukemia
-        Anemia megaloblastik
-        Hipoksia

7.        Polikromatofilik
Eritrosit muda yang mengambil zat warna asam dan basa karena RNA, ribosom dan Hb. Bila diwarnai dengan pulasan supravital, sel ini adalah sel retikulosit.

8.        Rouleaux formationz
Suatu eritrosit yang kelihatan tersusun seperti mata uang logam, oleh karena peninggian kadar Hb yang normal, Karena artefak. Ditemukan pada : multiple myeloma, makroglobulinemia.

  

mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan dalam masing masing gambar sel.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar